Geopark nasional yang berada di tanah Sukabumi ini sangat kaya akan keanekaragaman satwa, tumbuhan, dan juga panorama alam. Tapi, menurut penuturan warga sekitar, butuh setidaknya 3-4 hari untuk menikmati sekitar 50% sajian wisata yang ada di Ciletuh Geopark ini. Ada 9 curug, 4 pulau, 2 gua, dan 11 pantai yang masuk dalam kawasan Geopark Ciletuh, namun hanya beberapa yang memiliki popularitas tinggi karena pesonanya, seperti Curug Awang, Curug Sodong, dan Curug Simarinjung. Pengunjung juga bisa cari informasi lengkap dengan ngunjungin pos pengelola, baik yang berada di kawasan geopark maupun di pusat pemerintahan daerah Palabuhanratu.
CURUG SAWER
Desa Sukamaju, Kecamatan Kudadampit, 50 menit dari pusat kota Sukabumi.
Kondisi sekitarnya masih asri, hanya sedikit warung atau bangunan yang terkadang ganggu pemandangan. Pepohonan rindang nghias berbagai sisi curugnya, pengunjung pun nggak seramai curug-curug yang ada di Bogor, membuat udara dingin menyejukan semakin terasa. Butuh perjuangan ekstra bagi kalian pengendara mobil, karena ada sebuah titik yang mengharuskan kalian memarkir mobil kalian dan melanjutkannya dengan berjalan kaki selama lebih kurang 30 menit. Namun, kalian bisa menyewa ojek di titik tersebut apabila kalian kurang tertarik dengan pemandangan indah yang terbentang selama perjalanan. Biaya masuk: Rp. 3.000-Rp. 5.000. Sewa ojek: Rp. 20.000-Rp. 30.000.
CURUG CIMARINJUNG
Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas,Sukabumi.
Seperti lukisan, Curug Cimarinjung terlihat begitu anggun, dimana dingin airnya sangat menyegarkan dan besar tebingnya membuatnya terlihat gagah juga mewah. Warna-warni Cimarinjung semakin kerasa atas pohon-pohon rindang yang menghiasi beberapa sisinya. Ada juga beberapa spot yang terlihat nyaman untuk mendirikan tenda. Namun, keindahan tanpa pamrih ini butuh perjuangan yang hebat. Ketangguhan kalian untuk mencapainya diuji, terutama bagi pengendara mobil, karena jalur menuju Curug Cimarinjung masih tergolong kurang baik. Meskipun demikian, transportasi umum untuk ke destinasi ini tetep tersedia, yakni bus yang berangkat dari Palabuhanratu dengan tujuan akhir Desa Ciwaru (Rp. 25.000).
CURUG AWANG
Desa Taman Jaya, Kecamatan Ciemas, Sukabumi. +62 22 7273209, +62 22 7103605 (Geopark Ciletuh).
Dengan ketinggian yang mencapai 40 m dan lebar hingga 60 m, Curug Awang seringkali diklaim sebagai Niagara mini dari Tanah Pasundan. Terutama di musim penghujan, pesona Curug Awang semakin menjadi-jadi, karena seluruh bagian tebingnya mengaliri air dengan debit yang cukup besar. Letaknya yang lumayan berjarak dari pemukiman warga membuat Curug Awang keliatan asri, alami tanpa sentuh tangan manusia. Kondisi jalan menuju Curug Awang pun tergolong baik, dimana kendaraan roda empat (baik minivan atau mini SUV) dapat melaluinya dengan mudah.
CURUG CIKASO
Dusun Ciniti, Kecamatan Surade, 40 menit dari Ujung Genteng, 4 jam dari pusat Sukabumi.
Curug yang selalu dikaitkan dengan pesona legendaris Ujung Genteng ini memang memiliki keindahaan absolut. Dengan airnya yang berwarna hijau tosca, Curug Cikaso terlihat begitu kokoh berdiri ditingginya yang mencapai 80 m. Keasrian alamnya semakin terbukti dengan pohonpohon rindang yang tumbuh subur dan mempercantik panorama landscape yang tersaji di curug ini. Perjalanan menuju curug juga perlu usaha yang besar, dimana kalian diberikan dua pilihan: trekking dengan berjalan kaki selama 30 menit, atau membayar ekstra untuk menyewa perahu sebesar Rp. 120.000. Nggak ada pilihan yang salah, karena kedua cara tersebut memiliki keseruan tersendiri. Dengan berjalan kaki, kalian bisa merasakan kesejukan udara hutan tropis yang jauh dari polusi. Namun, kalo kalian gunain perahu, kalian bisa ngeliat sambil bermain air disegarnya sungai Cikaso. Biaya masuk dan kebersihan: Rp. 5.000-Rp. 10.000/orang; Kendaraan: Rp. 27.000/mobil; Parkir: Rp. 6.000-Rp. 8.000.
CURUG CIGANGSA
Dusun Batusuhunan, Kecamatan Surade, 30 menit dari Curug Cikaso, 90 menit dari Ujung Genteng.
Chrisye pernah bilang, “badai pasti berlalu,” dan disaat badai berlalu, datanglah sebuah keajiban dalam bentuk yang berbeda-beda. Salah satu bukti yang nyata atas kepercayaan tersebut adalah Curug Cigangsa ini, yang terukir dengan indah setelah gempa yang pernah mengguncang Sukabumi beberapa tahun silam. Cigangsa memiliki aliran air yang lebih tenang dibanding curug yang lainnya, karena kontur tebingnya seperti tangga sehingga air pun nggak langsung jatuh ke dasar curug. Selain itu, area sekitar curug juga lebih didominasi oleh tebing dan perbukitan, bukan sekedar hutan. Kendaraan nggak bisa masuk. Kalian harus berjalan kaki selama 15 menit dari tempat parkir/pintu masuk, lewatin pematang sawah dan perkebunan warga. Biaya masuk: Rp. 3.000. Parkir: Rp. 12.000.
CURUG SODONG
Kl. Cipicung, Desa Ciemas, 2 setengah jam dari Palabuhanratu.
Curug Sodong terdapat dua air terjun yang memiliki ketinggian sama namun dengan debit air yang berbeda. Dengan ketinggian sekitar 20 m, untuk berenang dibawahnya masih cukup aman, karena pengelolaan tempat ini udah cukup baik, dimana kalian nggak perlu bersusah payah berjalan kaki, karena jarak antara parkiran dengan area curug deket banget. Biaya masuk: Rp. 3.000/ orang. Parkir: Rp. Rp. 5.000/mobil.
CURUG CIRAJEG
Desa Neglasari, Purabaya, 1 jam 45 menit dari pusat kota Sukabumi.
Berada di tengah persawahan, Curug Cirajeg keliatan seperti selimut air berukuran raksasa. Aksesnya terbilang sulit, fasilitasnya nggak seperti di curug-curug wisata lain, namun karena itu pula curug ini unggul dan membuat pengunjungnya merasa puas dengan suguhan keindahan yang tersaji alami sepenuhnya. Dengan tinggi dan lebar yang lebih dari 10 m, Curug Cirajeg selalu membuat siapapun yang datang berdecak kagum.
CURUG GENTONG
Desa Cibalok Waluran, Kecamatan Waluran, 1 setengah jam dari pusat Palabuhanratu.
Memiliki 4 curug dalam satu area dan dengan ketinggian yang berbeda-beda, Curug Gentong tergolong aman untuk pengunjung yang ingin bermain air. Dikelilingi pepohonan besar nan rindang, terdapat juga beberapa spot yang cocok untuk diriin tenda. Untuk fasilitas, di Curug Gentong udah tersedia kamar mandi, mushola, bahkan penginapan.
BUNIAYU
Jl. Selakopi, Nyalindung, 1 setengah jam dari pusat kota Sukabumi.
Menelusuri ruang sempit, bermandi lumpur, ngelewatin sungai, dan merayap untuk sedikit lebih dekat dengan inti bumi adalah pengalaman menantang yang menanti kalian di Gua Buniayu. Ada dua jenis gua yang bisa kalian jelajahin, yakni Gua Angin (minat umum) dan Gua Kerek (minat khusus). Perbedaan yang mencolok antar kedua gua tersebut bukan hanya dari jarak, tapi juga tingkat kesulitan. Di Gua Kerek, kalian akan memakan waktu sekitar 3 jam berjalan menjelajah seisi gua dengan konturnya yang hampir vertikal. Gua Angin: Rp. 15.000/orang; Gua Kerek; Rp. 85.000/orang; Penginapan: Rp. 300.000/rumah.
GUA LALAY
Jl. Pelita, Kecamatan Citarik, hanya 20 menit dari pusat Palabuhanratu.
Dihuni oleh ratusan bahkan ribuan kelelawar, gua kaya pesona yang satu ini masih minim pengunjung. Bukan karena jarang yang tahu atau kurang tertarik, tapi lebih ke rasa takut. Berbeda dengan Gua Buniayu yang terfasilitasi, selain harus menjaga suara agar nggak membangunkan ribuan kelelawar, pengunjung juga harus berhati-hati agar nggak terjatuh dari tangga bambu yang jadi satu-satunya pegangan untuk masuk ke dalam gua. Diperkirakan kedalaman total gua ini mencapai 15 km, namun pengunjung hanya dianjurin untuk menjelajah sejauh 250 m ke dalam gua, mengingat keseluruhan gua belum sepenuhnya diteliti. Pemandu: Rp. 50.000-Rp. 100.000.
GUA LAUT KUNTI
Masuk dalam kawasan Geopark Ciletuh, kecamatan Ciemas, terletak tepat di depan Pulau Kunti atau bagian barat Gunung Badak.
Nggak seperti Gua Buniayu atau Gua Lalay, Gua Laut Kunti hanya memiliki panjang sekitar 4 m dengan ketinggian 3 m. Berhadapan langsung dengan laut lepas, Gua Laut Kunti merupakan tempat yang ideal untuk bersantai dan berswafoto. Apabila kalian ingin mendirikan tenda, kalian harus melakukan perizinan terlebih dahulu oleh pihak pengelola kawasan.
GUA LAUT SODONG BARAT
Berada di semenanjung Pantai Cikepuh, Geopark Ciletuh, Kecamatan Ciemas.
Gua Laut Sodong Parat merupakan salah satu gua yang dapat membuat nyali kalian kendur. Memang hanya sepanjang 7 m dengan ketinggian sekitar 2 m, tapi air laut yang mengalir didalamnya adalah obstacle yang nggak mudah dilalui. Saat kondisi pasang, kalian bisa nglaluinnya dengan menaiki Kano, dan saat surut, kalian bisa telusuri gua tersebut hanya dengan berjalan kaki.